Selamat
datang di post saya yang ke-37. Kali ini saya kembali akan meresensi sebuah
film yang pastinya tidak asing untuk para pecinta film superhero, yaitu The
Avengers. The Avengers tayang premiere di Indonesia sejak tanggal 4 Mei
kemarin. Meskipun tayang pada tanggal 4 Mei, tiket The Avengers sudah dibuka
sejak tanggal 30 April lalu di beberapa kota, termasuk di Surabaya. Mungkin
melihat potensi yang cukup besar dari film ini pihak XXI memutuskan untuk
membuka loket tiketnya lebih awal.
Poster The Avengers |
The
Avengers adalah mega proyek yang sudah digagas sejak tahun 2005 silam oleh
Marvel Studio yang sekarang sudah diakuisisi oleh Walt Disney. Film ini
merupakan film yang menjadi ajang berkumpulnya para Superhero Marvel baik yang
sudah memiliki film-film standalone (Thor,
Captain America, Iron Man, dan Hulk) maupun
tidak (Nick Fury, Hawkeye, dan Black Widow). Film ini disutradarai oleh Joss
Whedon, dibintangi oleh aktor-aktor besar seperti Samuel L. Jackson, Robert
Downey Jr., Scarlett Johansson, Chris Evans, Jeremy Renner, Chris Hemsworth dan
masih banyak yang lain. Film ini tentu saja diharapkan Marvel untuk dapat
menjadi kandidat film terbaik tahun ini, terbukti dari antusias para penonton
yang sudah menunggu film ini sejak kemunculan Nick Fury dalam film Iron Man
pada tahun 2008. Script pun sempat bocor di internet, kira-kira dua bulan
sebelum perilisan film.
Assemble! |
Untuk film seperti ini, tentu saja
budget besar tidak akan menjadi beban. Namun tentu saja budget besar tersebut
tidak boleh digunakan asal-asalan dengan melakukan ledakan sana-sini. The
Avengers berhasil melakukan hal tersebut, action dengan visual efek yang
memukau tetap menjadi ciri khas film Marvel. Diimbangi dengan akting dan script
yang tertata rapi. Hal yang paling membuat saya kagum adalah porsi dari
masing-masing superhero terkesan seimbang dan hampir tidak ada yang terlalu
mendominasi sehingga sepanjang film anda tidak akan merasa bosan pada karakter-karakter
yang ada dalam film ini.
Loki (Tom Hiddleston) |
Mungkin hal yang kurang terletak pada kedangkalan
plotnya, yang akan membuat penonton sedikit kecewa. Namun tenang saja hal
tersebut akan dapat ditutupi oleh aspek-aspek lain seperti action + visual
effect dan humor-humor yang ringan. Kekurangan lain yang tidak bisa ditutupi
adalah hasil konversi format 3D yang bisa dibilang terlalu terburu-buru
sehingga hasil konversi tidak maksimal dan terkesan kurang hidup. Bagi anda
yang ingin menonton film ini, sebaiknya anda tidak menontonnya dalam format 3D
karena anda tidak akan merasakan “rasa film 3D” yang biasa anda rasakan ketika
anda menonton film 3D. Tidak akan ada efek-efek live seperti jatuhnya
reruntuhan yang terlihat nyata, atau detail-detail dari mesin yang tampak
muncul.
Hulk dan Iron Man dalam salah satu epic scene dalam film ini. |
The Avengers memiliki fokus cerita tentang sebuah benda
bernama “Tesseract” yang sempat muncul dalam film Thor dan Captain America: The
First Avenger. Benda tersebut memiliki energi yang tidak terbatas. Hal ini
membuat Loki (Tom Hiddleston) yang telah kalah dari Thor ingin memilikinya
untuk tujuan tertentu. Dari sinilah Nick Fury (Samuel L. Jackson) mulai
melakukan perekrutan terhadap para Superhero ini. Kisah selanjutnya tidak akan
saya paparkan karena terlalu Open Spoiler
nantinya. Sebaiknya segera anda saksikan saja film ini untuk mengetahui
kisah selanjutnya.
Thor and Captain America in action |
Film ini digadang-gadang menjadi salah satu kandidat
film dengan pendapatan terbesar tahun ini. Jadi coba anda tonton saja film ini
meskipun anda belum sempat menonton film-film standalone superhero-superhero yang ada disini. Rating saya untuk
film ini (7/10). Mungkin rating yang sedikit kecil untuk ukuran film sebesar
ini. Hal ini dikarenakan ekspektasi saya yang terlanjur sangat tinggi untuk
film ini, maklum standar saya untuk film-film Marvel adalah X-Men: First Class
yang tampil jauh melampaui ekspektasi saya tahun kemarin. Pesan terakhir dari
saya adalah jangan buru-buru meninggalkan bioskop ketika film sudah selesai,
karena seperti biasa akan ada hidden
scene setelah credit awal (sedikit spoiler dari saya: akan ada tokoh antagonis
dari film standalone salah satu
superhero dalam adegan ini). Sekian resensi dari saya, apabila ada salah kata
saya mohon maaf.
Terima
Kasih, Semoga Membantu
Aku udah nonton tas... bagus
BalasHapusbagus tp gk bagus banget emang
Hapuscuraaang!! nontonnya pas aku praktikum. curang pol
BalasHapusgak takon se...
Hapusit's cool dude!
BalasHapuspengin nonton
BalasHapusak mo nonton yg 3D d sutos ato TP tp takut kecewa lagi kyk pas nonton titanic. efeknya kurang menunjukkan 3D. cuma subtitlenya aja yg kelihatan timbul. kalo menurut km mending mana 3D ato gag?? kalo 3D efeknya bagus gk??
BalasHapusseperti yang saya ucapkan di resensi saya 3Dnya adalah aspek terjelek di film ini, jadi lebih baik nonton 2D saja.
Hapusnunggu donlotan di inet ae wes.hahah
BalasHapusKEREN! AMAZING! Engga bosen nonton film ini berkali-kali hehe
BalasHapusJoss Whedon memang sukses menyutradarai film ini
Hapus